Senin, 17 Juni 2013

Film Taare Zameen Par



1341064849449283454
Taare Zameen Pan
Film ini mengisahkan seorang anak yang bernama Awasthi Ihsan (Darshel safary) yang mengalami Disleksia, dimana ia mempunyai dunianya sendiri, suka berimajinasi, dan seorang anak yang pemberani. Dan juga sebagai seorang anak yang mengalami Disleksia dengan ciri-ciri : tidak dapat melihat huruf dan angka dengan benar dalam penglihatannya huruf dan angka seperti sedang menari-nari dan selalu menari-nari di pelupuk matanya sehingga anak disleksia tidak dapat membaca dan tidak dapat menulis dengan benar.


Ihsaan sering mendapatkan tekanan. Dari teman-temannya, dari orang tuannya, dari guru-gurunya, mereka tidak memahami kondisi ihsaan yang sebenarnya mengalami disleksia. Ihsaan selalu mendapatkan nilai buruk disekolahnya, ia pernah bolos dari sekolah dan akibat perbuatangnya dia akan di krim ke asrama, mendengar keputusan dari ayahnya itu Ihsaan menjadi defresi. Dan akhirnya ia tetap di kirim ke asrama.

Diasrama barunya Ihsaan di perlakukan sama dengan di sekolah lamanya, setiap guru yang mengajarnya tidak ada yang mengerti kondisi yang di alami oleh Ihsaan. Di asrama ini Ihsaan sering mendapatkan tekanan dari guru-gurunya dan teman-temannya. Di sekolah baru / asrama oleh gurunya Ihsaan diminta untuk menerjemahkan isi dari sebuah puisi yang dibacakan temannya, tapi gurunya tidak suka dengan pendapatnya, padahal Ihsan menjelaskan isi puisi tersebut dengan sangat benar, berdasarkan pendapatnya. Dengan perlakuan kasar yang di berikan guru-gurunya Ihsan menjadi lebih defresi lagi, ia membuang semua buku-bukunya dan selalu merasa ketakutan, ia merasa dirinya tidak ada yang peduli, merasa sendiri, dan hilangnya percaya diri.

Hingga datang seorang guru yang enerjik mengajar kesekolah tersebut. Ia bernama Ram Shankar Nikumbh (Amir Khan). Ram Shankar Nikumbh adalah sebagai guru pengganti di sekolah itu dan dia juga mengajar di sebuah sekolah yang menangani Anak Berkebutuhan Khusus. Pada awalnya Ram tidak begitu memperhatikan Ihsaan tapi lama-kelamaan ia mulai memperhatikan Ihsaan. Melihat kondisi ihsaan Ram prihatin. Ram merasa Ihsan sedang membutuhkan bantuan itu dia lihat dari sorot pandang mata Ihsan. Hingga akhirnya ia mendatangi rumah orang tuanya ihsaan untuk mendapatkan beberapa informasi yang ia butuhkan.

Disana Ram melihat semua tulisan ihsaan, dan sangat terkejut sekali ketika ia melihat lukisan-lukisan Ihsan yang sangat indah dan mengandung makna. Ihsaan mengungkapkan perasaannya lewat lukisan-lukisan yang ia buat. Ram meminta bukubuku Ihsan yang dahulu di keluarka dan ia pun mendapati bahwa tulisan Ihsan mempunyai kesalahan yang sama pada setiap bukunya, seperti : tertukarnya hurup b dengan d, terbaliknya tulisan hurup s dan R, menulis hurup h dan t seperti menulis di balik cermin, dan kesalahan-kesalahan dalam menuliskan ejaan bila di dikte. Ram berpendapat bahwa Ihsaan mengalami kesulitan dalam mengenali huruf, menurt Ram, Ihsan tidak dapat membaca tulisan dan tidak dapat mengenali karakter dari setiap tulisan, jadi dia tidak mengerti apa artinya. Ram mengatakan kepada kedua orang tua Ihsan, bahwa orang yang mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis disebutDisleksia.

Ciri-ciri Disleksia menurut Ram adalah :

1. Kesulitan dalam mengikuti beberapa instruksi

2. Tidak dapat menggunakan motorik halusnya dengan baik, seperti kesulitan dalam mengancingkan bajunya, atau mengikat tali sepatunya.

3. Tidak dapat menghubungkan ukuran, jarak dan kecepatan, seperti tidak dapat menangkap lemparan bola.

4. Tidak dapat melakukan hal-hal yang seharusnya dapat di lakukan oleh anak seusianya.

Bila anak mengalami hal-hal di atas maka rasa percaya diri anak tersebut akan hilang, sering melakukan pemberontakan. Dan anak tersebut akan menyembunyikan segala kekurangannya dengan ketidak taatan dan senang membuat kerusuhan dimana saja. Dan tidak mau mengakui bahwa “ia tidak bisa” tetapi ia akan mengatakan “”aku tidak mau”.

Ibunya Ihsaan bertanya mengapa harus Ihsaan?

Disleksia dapat terjadi kepada siapa saja, kadang-kadang disebabkan oleh faktor genetik, bisa juga karena terdapat masalah pada sinep-sinep otak anak tersebut. Meskipun demikian setiap anak disleksia mempunyai pemikiran yang tajam dan mempunyai imajinasi yang kuat dan mereka adalah orang yang berbakat bahkan lebih berbakat dari orang-orang normal.

Setelah mengerti masalah yang dihadapi Ihsaan, Ram menceritakan kepada Ihsaan dan teman-temannya didalam kelasnya beberapa kisah tentang orang-orang yang pernah mengalami Disleksia yang tidak dapat membaca dan menulis namun mereka berusaha dengan keras untuk mencoba belajar dan memahami tentang hurup walaupun huruf-huruf atau kata-kata itu adalah musuh bagi orang-orang Disleksia, menurut orang-orang disleksia huruf-huruf itu bagaikan menari-nari di pelupuk matanya dan begitu menakutkan dan menyiksa diri mereka, otak mereka penuh dengan hal-hal yang tidak mungkin, alfabet seperti sedang menari di ruang disko begitu anggapan mereka. Orang-orang menertawakan anak-anak yang mengalami Disleksia karena anak-anak Disleksia umumnya suka memikirkan / melamuni hal-hal yang tidak masuk akal, walaupun seperti itu mereka tetap berani menghadapinya, siapa sangka anak-anak Disleksia tersebut akan menjadi orang-orang besar dan terkenal dengan pemikiran-pemikiran anehnya, siapa saja orang-orann yang terkenal tersebut?diantaranya :

1. Albert Einstein, seorang ilmuan besar populer dengan teori-teorinya yang menakjubkan. Seperti teori Relativitas.

2. Leonardo Da Vinci, pencipta Helikoptor pada abad ke 15. 400 tahun sebelum adanya pesawat. Lionardo menulis seperti menulis dibalik cermin (semua tulisannya terbalik).

3. Thomas Alva Edison, seorang penemu listrik.

4. Abhishek Bachchan, seorang artis terkenal di India.

5. Pablo Picasso, seorang pelukis terkenal, ia tidak pernah memahami angka 7

6. Walt Disney, pencipta kartun Mickey Mouse, ia kesulitan dalam membaca maka dia menuangkan kehidupan kedalam dunia kartun.

7. Neil Diamon, penyanyi terkenal.

8. Agatha Christie, seorang penulis buku misteri.

Ram memberikan cerita-cerita ini agar Ihsan termotivasi untuk maju dan berani dalam menghadapi segala kesulitan yang dia hadapi. Ram juga mengatakan kepada Ihsan bahwa ia pun dahulu mengalami hal yang sama dengan orang-orang yang dia ceritakan. Semua harapan Ram terjawab dengan apa yang dilakukan oleh Ihsan, Ia membuat sebuah kapal kecil yang dapat bergerak di air, semua itu karena Ihsan memang memiliki daya imajinasi yang kuat.

Menurut Ram, Ihsan adalah siswa yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Hanya saja dia membutuhkan sedikit bantuan, menurut Ram semua anak di dunia ini memiliki hak yang sama untuk belajar, tak perduli dengan kekurangan yang mereka miliki. Sesuai dengan hukum negara “pendidikan untuk semua skema” dimana hukum ini memberikan hak yang sama di dalam dunia pendidikan.

Dan ia pun memulai mengajarkan ihlan dengan penuh kesabarannya, Ram mengajarkan Ihsan 2 atau 3 jam dalam minggu, pelatihan-pelatihan yang dilakukan Ram sebagai berikut :

1. Untuk sementara materi ejaan di abaikan,
2. Ihsan hanya di uji secara lisan saja,
3. Ihsan diajarkan menulis huruf di atas pasir,
4. Menulis huruf diatas kulit (sebagai indra peraba),
5. Bermain warna, dengan mencontoh bentuk huruf,
6. Bermain playdoo, membentuk beberapa karakter dengan playdoo,
7. Menggambar angka besar di papan kotak-kotak,
8. Meronce,
9. Memberikan rekaman suara yang sesuai dengan tulisan yang di berikan kepada Ihsan, agar Ihsan dapat belajar membaca dengan mengikuti nada sura dan melihat tulisan,
Dengan bantua-bantuan tersebut akhirnya Ihsan dapat membaca dan menulis.

Sedangkan untuk pelajaran matematika Ram memberikan materi sebagai berikut :
1. Ihsan diminta menaiki dan menuruni tangga sesuai dengan angka yang ada di tangga dan sesuai dengan intruksi yang di berikan oleh Ram, disini Ram mengajarkan penjumlahan dan pengurangan.
2. Ram juga mengajak Ihsan untuk bermain Game di komputer, itu untuk mengembangkan trik-trik dalam menyelesaikan masalah.

Semua itu dilakukan Ram terhadap Ihsaan, sehingga Ihsaan secara perlahan tapi pasti dapat membaca, menulis dan berhitung, sebuah penanganan yang menakjubkan dari usaha seorang guru dalam mengajarkan anak didiknya.

Ram mengadakan perlombaan melukis, dan ia mengajak semua kalangan untuk berpartisipasi pada perlombaan tersebut, mulai dari semua anak didik, guru-guru dan semua orang. Dan semua orang mengikuti perlombaan tersebut tak terkecuali Ihsan. Dan di akhir perlombaan Ihsaan dan Ram lah yang menjadi pemenang, karena lukisan mereka berdua lah yang paling bagus. Tapi pemenangnya tetap Ihsan dengan alasan tidak mungkin seorang guru menang dari muridnya.

sumber: 

0 komentar: