Rabu, 26 Februari 2014

#KawananWakaf Lumbung Umat SSG DT

Niat wakaf memang baik, lebih baik lagi ikut wakaf! Proud to be #KawananWakaf :)

LATAR BELAKANG



1. Tegakah kita, mewariskan ancaman bencana pada anak cucu?
Dari tahun ke tahun bencana alam semakin meningkat. Hal ini menunjukkan kerusakan alam yang kian parah.
Sepanjang Januari 2014, bencana banjir dan longsor menerjang berbagai wilayah di Tanah Air. Tak hanya menimbulkan kerugian harta benda, namun juga menyisakan duka.

Hujan yang kerap turun pada awal tahun ini seharusnya menjadi sebuah anugrah. Namun pada sejumlah wilayah Tanah Air, musim hujan justru membawa bencana.

Banjir dan tanah longsor terjadi di berbagai kota termasuk di Ibukota. Tak sedikit kerugian yang diderit. Mulai kehilangan rumah, harta benda, dan juga nyawa yang tidak ternilai harganya.


Kondisi pilu dirasakan warga Kudus, Jawa Tengah. Hujan yang terus mengguyur kawasan tersebut membuat tanah longsor dan menimbun 6 rumah di Dukuh Kembangan, Kota Kudus. 12 Orang terperangkap di dalam tanah. Beruntung bagi Karmuji. Setelah 19 jam terperangkap, pria ini berhasil diselamatkan tim gabungan evakuasi TNI dan Polri.

Karmuji berhasil menyelamatkan diri dengan cara tengkurap selama berjam-jam di bawah lemari pakaian. Keberadaan Karmuji diketahui setelah tim evakuasi mendengar suara meminta tolong. Tim terus menggali tanah dengan cara manual sambil berkali-kali menguatkan hati Karmuji yang mulai kelelahan bertahan.

Namun takdir berkata lain. Setelah sempat dirawat di rumah sakit, nyawa Karmudi akhirnya tidak tertolong. Ia meniinggal dunia.

2. Air Lumpuhkan Indonesia.
Tak hanya Kudus, hujan juga menyebabkan banjir melanda sebagian besar wilayah di sepanjang jalur Pantura Jawa. Seperti di Kota Semarang, Jawa Tengah. Banjir merendam jalan-jalan dan Stasiun Kereta Api Tawang.

Ketinggian air yang mencapai 1 meter menyebabkan seluruh pelayanan perjalanan kereta api di stasiun ini lumpuh total. Banjir juga merendam sejumlah kendaraan yang belum sempat dipindahkan pemiliknya.

Sementara itu kemacetan panjang berhari-hari terjadi di Jalur Pantura. Hal ini akibat sejumlah ruas jalan terendam banjir dan ambles.

Di Subang, Jawa Barat, air menggenangi separuh badan jalan sehingga kendaraan dari kedua arah hanya bisa menggunakan satu sisi jalan yang masih tersisa.

Banjir juga melanda Ibukota dalam 2 pekan terakhir. Warga yang rumahnya terendam harus diungsikan, termasuk bayi dan balita di Kampung Pulo, Jakarta Timur.

Evakuasi bayi dilakukan karena air mulai menggenangi lantai 2 pada rumah tersebut. Ika, ibu muda yang mengandung 7 bulan ini tak punya pilihan. Ia harus keluar dari kepungan banjir. Ban besar pun digunakan warga untuk mengevakuasi Ika.

Surutnya air tak berarti penderitaan sudah berakhir. Banyak warga yang kehilangan harta bendanya terbawa banjir karena tak sempat dibawa ke tempat yang lebih tinggi. Warga pun harus cepat membersihkan rumah dari lumpur sebelum mengering sehingga sulit untuk dibersihkan.

Hingga pekan lalu, BNPB menyebut korban banjir dan longsor di berbagai daerah di Tanah Air sedikitnya telah merenggut 25 korban jiwa. Jumlah ini dipastikan bertambah karena korban terus berjatuhan sampai pekan ini akibat banjir dan longsor.

3. Penyebab Bencana.
Walhi mencatat, bencana banjir dan longsor tersebut akibat kerusakan lingkungan yang terjadi di berbagai daerah lain termasuk di luar Pulau Jawa. Terdapat 5 daerah yang paling kerap dilanda bencana ekologi. Yaitu Jawa Barat, Aceh, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.

Dari tahun ke tahun, bencana ekologis juga meningkat tajam. Pada 2012, banjir dan tanah longsor terjadi 475 kali dengan memakan korban jiwa sebanyak 125 orang. Jumlah ini meningkat tajam pada 2013 menjadi 1.392 kali dengan jumlah korban jiwa mencapai 565 orang.

Eksploitasi lahan yang tak terkendali akan membuat bencana kian mengancam pada tahun berikutnya. Hutan-hutan yang dibabat tanpa perhitungan untuk perkebunan, pertambangan industri, dan kepentingan ekonomi lainnya hanya akan membawa keuntungan sesaat. Namun dalam jangka panjang, eksploitasi alam itu mewariskan bencana pada anak cucu kita.

sumber berita : http://www.youtube.com/watch?v=PRgG8XG9ZAs

Tegakah kita, mewariskan ancaman bencana pada anak cucu?
Maka dari itu kami tim alumni SSG DT yang sudah terlatih menjadi Santri Siap Guna, Siap membantu siapapun karena Allah SWT.






TENTANG #KawananWakaf




Kawanan wakaf adalah para kawanan yang setiap harinya selalu berwakaf karena niat wakafnya aja dah baik, apalagi ikut wakaf, wow pahala kalian akan mengalir tiada henti. Ingat dengan hadits ini : “Sebaik-baik manusia diantara kamu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain”, (HR.Bukhori)? Saat kita membantu antar sesama yang benar-benar membutuhkan, ada 1 keuntungan utama loh yaitu merasa bersyukur bahwa hari ini saya termasuk orang yang sangat beruntung bisa membantu orang lain, berarti saya sudah menebarkan manfaat bagi kehidupan mereka, pahala berlipat-lipat ganda dari Allah swt. itulah yang menjadi incaran #KawananWakaf untuk hidup di muka bumi ini. Kegiatan #KawananWakaf kali ini adalah berwakaf mobil ambulance untuk korban bencana alam di bandung. Kenapa? Karena Kota bandung yang semakin padat membuat kotanya sendiri sesak. Sesak dengan pembangunan kota, sesak dengan sampah2 yang berserakan bahkan sesak dengan timbunan masalah longsor dan banjir di kota tercinta ini, ya siapa lagi kalau bukan si Bandung.

Let's come join us!! I Proud to be #KawananWakaf


PENGGUNAAN BUDGET
Dana yang terkumpul akan digunakan untuk wakaf mobil ambulance yang nantinya dapat membantu para korban bencana alam di Indonesia. Misi inciran pertama adalah kota Bandung.

Info lebih lanjut: Hubungi Melly Lydea ( 085294427630) atau @BPDU_Lumat

0 komentar: